PERS.NEWS – Aliansi Lampung Bersama Palestina menolak keras wacana Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengevakuasi 1.000 anak dan ibu dari Gaza ke Indonesia.
Dalam pernyataan sikap pada Aksi Nyata Lampung Bersama Palestina Jilid III di Tugu Adipura, Bandar Lampung, Sabtu (19/4/2025), aliansi mengusulkan pengiriman 1.000 relawan medis Indonesia untuk memperkuat rumah sakit lapangan di Gaza sebagai solusi alternatif.
Aliansi juga mendesak pemerintah Indonesia memperketat boikot produk terafiliasi Israel dan sekutunya, seperti Amerika Serikat, serta mempromosikan produk lokal.
Mereka mengajak masyarakat menggalang dana kemanusiaan, mendorong bantuan kesehatan, dan membangun kembali fasilitas medis di Gaza.
Pernyataan ini mendukung 15 fatwa ulama internasional yang menyerukan penghentian kejahatan kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, aliansi meminta pemerintah aktif di forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan International Criminal Court (ICC) untuk memperjuangkan keadilan Palestina, termasuk mendesak pengadilan ICC terhadap pemimpin Israel atas tuduhan genosida.
Mereka menyerukan penyebaran informasi tentang Gaza via media sosial, integrasi isu Palestina dalam pendidikan, dan penolakan narasi normalisasi dengan Israel oleh media nasional.
Aliansi juga menegaskan menolak kerja sama dengan entitas pendukung penjajahan Palestina, menegaskan komitmen pada kemerdekaan dan hak asasi manusia.
Firmansyah dari Tim Aliansi Lampung Bersama Palestina mengatakan Aksi Nyata Lampung Bersama Palestina Jilid 3 merupakan aksi solidaritas besar-besaran untuk mendukung rakyat Palestina yang mengalami penderitaan akibat kekejaman Israel di Gaza.
“Ini bukan sekadar aksi massa, ini adalah panggilan nurani. Kita tidak bisa tinggal diam melihat anak-anak dan perempuan dibantai di Gaza. Ini soal kemanusiaan,” tegas dia.
Koordinator aksi, Yasir Setiawan, menambahkan pihaknya mendukung langkah kemanusiaan yang diwacanakan Prabowo.
“Tetapi evakuasi ini berisiko mendukung tujuan Israel dan AS untuk mengosongkan Gaza. Faktanya, mengembalikan anak-anak ke Gaza tidaklah mudah,” jelas dia.
Selain itu, lanjut Yasir, salah satu misi utama aksi mereka adalah kampanye boikot terhadap produk-produk yang diduga berkontribusi pada pendanaan agresi Israel sesuai fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023.
Para peserta membagikan stiker imbauan di sejumlah gerai makanan cepat saji internasional seperti McDonald’s, KFC, Pizza Hut, Starbucks, dan lainnya.
“Ini bukan soal menutup usaha, ini soal membuka mata. Setiap pilihan kita bisa berdampak. Mari jadi bagian dari solusi, bukan dari penindasan,” jelasnya. (*)