Yayasan MAPEL Indonesia Desak Presiden Tetapkan Bencana Sumatera sebagai Status Bencana Nasional

MEDAN|PERS.NEWS-29 November 2025 – Yayasan Masyarakat PeLestari Lingkungan (MAPEL) Indonesia mendesak Presiden Republik Indonesia untuk segera menetapkan Status Bencana Nasional atas bencana banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah Sumatera.

Organisasi ini menilai bahwa dampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sudah melampaui kapasitas pemerintah daerah, sehingga intervensi langsung pemerintah pusat menjadi sangat mendesak.


Sumatera Berduka, Korban Terus Bertambah

Bencana kemanusiaan ini telah merenggut ratusan nyawa dan meninggalkan luka yang mendalam bagi para penyintas. Data terkini per 29 November 2025 menunjukkan situasi yang semakin genting:

  • 174+ orang meninggal dunia

  • 79+ orang masih hilang dan dalam pencarian

  • Puluhan kabupaten/kota di tiga provinsi terdampak parah

“Sudah berapa banyak nyawa lagi yang harus hilang?
Sumatera saat ini sedang berduka—terkepung banjir bandang dan longsor yang kejam,”
tegas Dr. (c). M. Yusuf Hanafi Sinaga, M.Sos.,
Ketua Umum Yayasan MAPEL Indonesia.

Ia menambahkan, “Puluhan orang yang hilang itu adalah keluarga dan saudara kita. Mereka bukan sekadar angka statistik.”


Akses Lumpuh, Pemerintah Daerah di Titik Kritis

Gangguan infrastruktur membuat upaya penyelamatan dan penyaluran bantuan nyaris tak memungkinkan:

  1. Ribuan rumah rusak parah dan banyak daerah terisolasi total

  2. Akses jalan antar kabupaten dan antarprovinsi terputus di berbagai titik

  3. Pasokan logistik kritis akibat listrik, air bersih, dan komunikasi terputus

  4. Tim SAR kewalahan, kekurangan alat berat dan sumber daya

Situasi ini telah mencapai titik yang tidak lagi mampu ditangani secara lokal.


Status Bencana Nasional Harus Ditetapkan Sekarang

MAPEL Indonesia menilai tidak ada pilihan selain menggunakan seluruh kekuatan negara untuk merespons bencana ini.

“Tolong, jangan sampai terlambat!
Status Bencana Nasional adalah kunci mobilisasi pasukan, alat berat, dan dana darurat yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa,” ungkap Yusuf.

Menurutnya, setiap jam berarti bagi para korban yang masih menunggu pertolongan.


Seruan untuk Bergerak Cepat Bersama

Yayasan MAPEL Indonesia menyerukan agar pemerintah pusat segera mengambil langkah luar biasa untuk menghadapi keadaan luar biasa ini.

“Kami meminta negara hadir sepenuhnya untuk rakyat Sumatera,”
tutup Yusuf.(NAL)