MAPEL dan DPD IPK Sumut Desak Pemerintah Serius Tangani Bencana Banjir-Longsor Batang Toru

TAPANULI SELATAN|PERS.NEWS – Relawan Masyarakat PeLestari Lingkungan (MAPEL) bersama Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pemuda Karya (DPD IPK) Sumatera Utara turun langsung memberikan bantuan dan mendirikan posko darurat pasca-bencana banjir dan longsor di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.(29/11/25)

Bencana ini telah melanda beberapa desa, termasuk Pasar Huta Godang, Desa Aek Ngadol, Desa Sitinjak, Garoga Batu Horing, dan Huta Baru. Untuk membantu meringankan beban masyarakat terdampak, posko bantuan didirikan di Desa Sumuran, tepatnya di Halaman Masjid AR RIDHO.

*Bantuan dan Desakan Kepada Pemerintah*

Sekretaris DPD IPK Sumut, Darwin Lubis, hadir langsung di lokasi bencana pada tanggal 28 November 2025, memimpin sekitar 30 orang relawan MAPEL dari berbagai daerah seperti Medan dan Paluta, yang juga diperkuat oleh Keluarga Besar PAC IPK Batang Toru. Dalam konfirmasinya kepada media, Darwin Lubis menekankan bahwa kondisi di lokasi bencana sangat memerlukan perhatian serius dari pemerintah. “Bantuan sangat dibutuhkan di sini, terutama alat berat seperti ekskavator, mobil dump truck, dan chainsaw untuk membantu pemulihan lokasi bencana,” ujar Darwin Lubis.

Beliau juga menyampaikan desakan keras kepada pihak pemerintah terkait penanganan pasca-bencana. “Saya meminta keseriusan dari pihak pemerintah untuk menangani bencana ini. Sebab, kami melihat sejak tanggal 27 Nopember 2025, kami para relawan dan warga sekitar belum pernah melihat adanya kelengkapan dari BASARNAS dan BPBD yang seharusnya sudah berada di lokasi bencana dan pasca-bencana. Sampai tanggal 28 Nopember2025 tim relawan MAPEL hanya melihat kendaraan alat berat milik swasta yang berperan yaitu 1 unit Ekskavator yang bekerja untuk melakukan pemulihan jalan yang terputus karena terhadang oleh kayu kayu besar, hal tersebut dilakukan mereka karena merasa memiliki tanggung jawab moral,” tegas Darwin Lubis.

Kekurangan Logistik dan Evakuasi
Selain kebutuhan alat berat, relawan juga menyoroti kebutuhan mendesak masyarakat, terutama beras, yang saat ini sulit didapatkan di lokasi. Tim relawan sedang melakukan upaya untuk menembus perbatasan antara Tapsel menuju Taput.

Informasi dari beberapa warga dan temuan relawan di lapangan juga mengindikasikan adanya korban yang belum ditemukan. “Kami sudah dua hari di lokasi, dan masih banyak jenazah yang ditemukan (Reken do),” tambah Darwin Lubis, merujuk pada dugaan masih banyak korban yang tertimbun longsor dan hanyut.

MAPEL dan IPK Sumut berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan masyarakat dan organisasi setempat demi mempercepat proses pemulihan dan bantuan, sambil menunggu respons dan tindakan nyata dari instansi pemerintah terkait.(NAL)