banner 400x130

Hardiknas 2025: Momen Refleksi Pendidikan Yang Memerdekakan dan Berkeadilan

banner 120x600
banner 468x60
Dr. Ryzal Perdana, M.Pd

PERS.NEWS – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) bukan hanya sekadar agenda tahunan untuk mengenang jasa pahlawan pendidikan, tetapi sebuah momentum penting untuk merefleksikan kembali arah dan tujuan pendidikan Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Ryzal Perdana, M.Pd saat diwawancarai media PERS.NEWS pada Jumat (2/5/2025).

banner 325x300

Dalam menyambut Hardiknas tahun ini, masih kata Ryzal Perdana, “Esensi pendidikan adalah memerdekakan manusia, baik secara lahir maupun batin, sebagaimana dicita-citakan oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara”.

Menurutnya, di tengah arus globalisasi, digitalisasi, dan perubahan zaman yang kian kompleks, pendidikan tidak cukup hanya berorientasi pada pencapaian akademik dan gelar formal.

Pendidikan harus menjadi sarana pembentukan karakter, peningkatan kecakapan hidup, serta penguatan daya saing bangsa melalui proses pembelajaran yang relevan, kontekstual, dan inklusif.

Ryzal Perdana mengingatkan, makna merdeka belajar bukan hanya sekadar kebebasan kurikulum, tetapi kebebasan berpikir, bertumbuh, dan berkarya tanpa tekanan yang membelenggu kreativitas dan kemanusiaan.

Terkait pandangannya tentang kondisi pendidikan Indonesia saat ini, Ryzal Perdana mengakui saat ini dunia pendidikan terus mengalami progres. Ia mencermati adanya peningkatan yang signifikan terutama dari segi semangat dan inovasi para pendidik muda.

“Guru muda kini lebih peka terhadap perkembangan teknologi dan informasi serta lebih mudah beradaptasi dengan perubahan” ujarnya.

Namun demikian, lanjut Ryzal Perdana, semangat ini sering kali terhambat oleh ketimpangan infrastruktur pendidikan di berbagai daerah dan belum meratanya kesejahteraan guru, yang berdampak pada kualitas pembelajaran.

Saat ditanya mengenai pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Dr. Ryzal Perdana, M.Pd. yang juga selaku ketua dewan pengurus YP Unila menilai bahwa kebijakan ini merupakan langkah progresif yang memberikan ruang bagi guru dan peserta didik untuk mengeksplorasi potensi sesuai dengan
minat, bakat, dan kebutuhan lokal.

Namun, Ryzal Perdana juga menyoroti tantangan implementasi dilapangan. Banyak satuan pendidikan yang belum memiliki kesiapan sumber daya yang
memadai, baik dari segi pemahaman kurikulum maupun fasilitas pendukung.

“Keberhasilan kurikulum bukan semata-mata pada perancangannya, melainkan pada dukungan nyata yang diberikan kepada para pelaksana, yakni guru dan sekolah,” tegasnya.

Ryzal Perdana berharap, momen peringatan Hardiknas 2025 ini dapat menjadi titik tolak untuk transformasi pendidikan secara menyeluruh.

Lanjut Ryzal Perdana, Pendidikan Indonesia diharapkan mampu menciptakan ruang yang aman dan mendukung bagi siswa untuk bertumbuh, tidak hanya secara intelektual tetapi juga emosional dan sosial.

“Pendidikan harus mampu membebaskan peserta didik dari ketimpangan, diskriminasi, dan tekanan yang tidak mendidik, serta memberikan kesempatan yang adil bagi setiap anak bangsa untuk meraih masa depan yang lebih baik,” jelasnya.

“Semoga ke depan, pendidikan kita benar-benar menjadi sistem yang membebaskan, bukan hanya dalam konteks belajar, tetapi juga dalam kehidupan. Pendidikan yang adil, adaptif, dan berpihak pada masa depan anak-anak Indonesia,” pungkasnya. (HPS)

banner 325x300