Indonesia Tak Perlu Impor Beras – Telur


PERS.NEWS – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan beras, daging ayam, telur, cabai, dan bawang merah tanpa impor.

Kondisi ini membuka peluang untuk mewujudkan cita-cita menjadi lumbung pangan dunia.

“Sebenarnya Indonesia itu kan juga sudah sufficient (tercukupi) di beberapa pangan strategis selain beras, seperti telur, daging ayam, cabai, dan bawang merah,” kata Arief di Jakarta, Sabtu, 27 September 2025.

Pernyataan itu menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, 23 September 2025. Saat itu, Prabowo menyampaikan visi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.

“Kita bangga sekali melihat Presiden Prabowo Subianto di forum United Nations. Di sana beliau menyampaikan banyak hal, salah satunya mengenai pangan. Beliau juga bangga sekali karena Indonesia saat ini punya produksi yang baik, khususnya untuk perberasan,” ujar Arief.

Arief menegaskan Bapanas mendukung visi tersebut. Menurut dia, Indonesia sudah bisa memproduksi sejumlah pangan strategis dalam negeri.

“Itu kan kita sebenarnya sudah sufficient juga. Visi Indonesia jadi lumbung pangan dunia memang cita-cita Bapak Presiden, makanya kita harus swasembada pangan,” tambahnya.

Bapanas menyusun proyeksi neraca pangan nasional yang diperbarui setiap bulan. Dari data itu terlihat beberapa pangan pokok tak lagi membutuhkan pasokan impor.

Untuk telur ayam, produksi diperkirakan mencapai 6,5 juta ton pada 2025 dengan kebutuhan konsumsi 6,2 juta ton. Produksi daging ayam mencapai 4,2 juta ton per tahun, lebih tinggi dari kebutuhan 3,8 juta ton.

Produksi cabai juga melampaui konsumsi. Cabai besar diperkirakan mencapai 1,4 juta ton dan cabai rawit 1,6 juta ton per tahun. Angka ini lebih tinggi dari kebutuhan yang hanya 876 ribu sampai 958 ribu ton.

Bawang merah bahkan sudah masuk pasar ekspor. Semester pertama 2025 tercatat ekspor 128 ton, dengan rencana tambahan 5 ribu ton di semester kedua. Produksi bawang merah diproyeksi 1,3 juta ton, sementara kebutuhan dalam negeri 1,1 juta ton.

Untuk beras, proyeksi hingga Oktober 2025 mencapai 31 juta ton. Tambahan produksi November-Desember diperkirakan 1,5 sampai 1,8 juta ton. Artinya, ada surplus hampir 3 juta ton.

“Untuk beras, itu projection sampai Oktober, produksinya 31 juta ton. Kemudian November dan Desember anggap produksinya misalnya 1,5 sampai 1,8 juta ton. Artinya kita masih ada surplus sekitar hampir 3 juta ton. Itu projection kita,” jelas Arief.

Meski begitu, ia mengingatkan potensi gangguan produksi akibat bencana, serangan hama, penyakit, atau curah hujan berlebih.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras Januari-Oktober 2025 diperkirakan 31,04 juta ton.

Angka itu lebih tinggi dari total produksi 2024 sebesar 30,62 juta ton, mendekati capaian 2023 yang 31,1 juta ton.

“Dalam laporan BPS juga menjelaskan bahwa proyeksi produksi beras di 2025 dengan 31,04 juta ton terdiri dari angka tetap untuk produksi Januari sampai April yang berada di 14 juta ton,” kata Arief.

Produksi Mei-Juni 2025 tercatat 7,92 juta ton, sementara proyeksi Juli-Oktober 9,11 juta ton. (*)