PERS.NEWS – Ketua DPR RI, Puan Maharani menyebut, demonstrasi besar yang terjadi pada akhir Agustus 2025 meninggalkan hikmah demokrasi.
Pernyataan ini Puan sampaikan saat membacakan Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 pada Rapat Paripurna DPR RI.
“Momentum itu memang telah berlalu, namun meninggalkan hikmah yang sangat penting bagi demokrasi kita,” kata Puan di Ruang Sidang Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Pada kesempatan itu, Puan mewakili seluruh pimpinan dan anggota DPR RI menyampaikan duka cita atas korban yang meninggal dunia selama unjuk rasa.
Ia menyebut, demokrasi sejati hanya bisa berkembang dalam ruang dialog yang beradab, alih-alih tindakan kekerasan. Oleh karena itu, Puan mengingatkan agar peristiwa itu menjadi perenungan semua pihak dalam menjaga demokrasi.
Puan juga menyebut, penyampaian aspirasi rakyat yang diwarnai kekerasan dan tindakan anarkis tidak saja mengakibatkan kemunduran demokrasi.
“Melainkan juga melukai martabat kemanusiaan kita bersama,” ujar Puan.
“Demokrasi sejati hanya dapat tumbuh dalam ruang dialog yang beradab, bukan dalam bayang-bayang kekerasan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Puan mengajak anggota DPR RI mawas diri dan bekerja sama agar insiden akhir Agustus lalu tidak kembali terulang.
Ia berharap demokrasi di Indonesia bisa bertumbuh semakin matang yang berdasar pada dialog dan penghormatan pada kemanusiaan.
“Semoga demokrasi Indonesia tumbuh semakin matang,” tuturnya.
Puan mengatakan, Sidang Paripurna hari ini bukan hanya menjadi agenda kenegaraan seperti biasa, melainkan bagian perjalanan sejarah.
Menurutnya, perjalanan DPR RI bukan hanya tercatat sebagai keberadaan sebuah lembaga, melainkan bagaimana demokrasi bisa tumbuh dan berakar di Indonesia.
“Perjalanan DPR RI ditempuh melalui jalan yang terjal, berliku, kadang menurun, kadang menanjak,” tutur Puan. (*)