Pendidikan yang Berfokus pada Keberanian dan Bukan Angka

Oleh:

Ilham Hazfi Batubara


MEDAN|PERS.NEWS – Sistem pendidikan kita saat ini lebih fokus pada pencapaian akademis daripada pengembangan keterampilan hidup yang nyata. Anak-anak diajarkan untuk mendapatkan nilai tinggi dan menghafal rumus.

Akan tetapi tetapi jarang diajarkan bagaimana menghadapi kegagalan dan mengembangkan mental yang tangguh. Namun, sangat jarang mereka diajarkan bagaimana menghadapi kegagalan, padahal hidup nyata justru penuh dengan jatuh bangun.

Inilah salah satu ironi pendidikan: kita dibentuk untuk takut salah, bukan untuk belajar dari kesalahan. Akibatnya, banyak anak tumbuh kembangnya dalam keadaan mental yang rapuh; mereka kerap sekali merasa gagal dan menyalahkan diri sendiri. Pada dasarnya, kegagalan adalah bagian wajar dari proses menuju sukses; di balik itu juga terbentuk kesabaran, ketekunan, dan kreativitas.

Sekolah boleh jadi berhasil mencetak anak-anak pintar secara akademis, tetapi gagal membentuk pribadi tangguh yang siap menghadapi kerasnya dunia yang setiap hari penuh dengan tanda tanya.

Sekolah harus memberikan ruang bagi anak untuk gagal dan mengajarkan cara bangkit kembali. Pelajaran di sekolah harus lebih fokus pada pengembangan keterampilan hidup, bukan hanya penguasaan materi akademis.

Kita perlu mengubah paradigma pendidikan kita. Belajar bukan hanya soal benar atau salah, tetapi soal keberanian untuk mencoba, gagal, lalu bangkit kembali. Dengan demikian, kita dapat membentuk generasi yang tangguh, mandiri, dan siap mengubah dunia. (IHB)