Rekan Indonesia Medan Turun ke Jalan, Suarakan Keadilan Kesehatan untuk Semua

MEDAN|PERS.NEWS- Dalam momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2025, Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia Cabang Kota Medan menggelar aksi damai di pusat Kota Medan sebagai bentuk keprihatinan atas masih timpangnya akses layanan kesehatan di masyarakat, 12/11/25.

Aksi yang juga digelar serentak bersama Rekan Indonesia Provinsi Sumatera Utara ini mengangkat tema besar “Kesehatan adalah Hak, Bukan Komoditas: Wujudkan Keadilan Kesehatan untuk Semua.” Para relawan membawa pesan kuat agar negara kembali menegakkan prinsip keadilan sosial di sektor kesehatan.

Ketua Cabang Rekan Indonesia Kota Medan, yakni  Manuntun Siahaan mengatakan bahwa momen Hari Kesehatan Nasional seharusnya tidak hanya dijadikan seremoni, tetapi menjadi refleksi mendalam terhadap kondisi nyata rakyat.

“Masih banyak warga Kota Medan yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan karena persoalan administratif, iuran BPJS yang menunggak, atau karena sistem yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Pemerintah harus berani memperbaiki sistem kesehatan yang sudah terlalu lama bias pada kepentingan bisnis,” tegasnya.

Dalam seruan aksinya, Rekan Indonesia Kota Medan menuntut pemerintah untuk menghapus komersialisasi layanan kesehatan, menghapus denda peserta BPJS, serta mencabut peraturan-peraturan yang merugikan rakyat kecil, termasuk Perpres No. 82/2018 tentang JKN dan Permenkes No. 47/2018 tentang pelayanan kegawatdaruratan.

Mereka juga mendesak agar BPJS Kesehatan menanggung alat kesehatan canggih, melindungi tenaga kesehatan dari tindak kekerasan, serta melakukan audit menyeluruh terhadap sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) agar lebih transparan dan berpihak kepada masyarakat.

Wakil Koordinator Lapangan Aksi, Soeandi Malik, menegaskan bahwa perjuangan ini adalah suara nurani rakyat.

“Kami turun ke jalan dengan damai, membawa semangat solidaritas dan kemanusiaan. Kesehatan bukan barang dagangan, tapi hak dasar setiap warga negara. Negara wajib hadir memastikan pelayanan kesehatan gratis, berkualitas, dan tanpa diskriminasi,” ujarnya.

Aksi damai ini diharapkan dapat menggugah kesadaran publik dan pemangku kebijakan agar menata ulang sistem kesehatan nasional menuju arah yang lebih adil dan berkeadilan sosial. Momentum HKN 2025 menjadi pengingat bahwa pembangunan kesehatan sejati hanya dapat terwujud ketika rakyat ditempatkan sebagai pusat kebijakan, bukan sekadar konsumen layanan kesehatan.